JATIMTIMES – Fajar baru saja menyingsing di langit Blitar ketika empat kendaraan dinas milik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Blitar mulai melaju dari halaman kantor. Selasa pagi, 21 Oktober 2025, mereka membawa misi yang sama: memastikan setiap warga, terutama kelompok rentan, memiliki identitas kependudukan yang sah.
Kegiatan bertajuk Si Jaran Ijo, akronim dari Jemput Bola Rentan Adminduk Iso Jujug Omah, kembali digelar secara serentak di empat wilayah sekaligus, yaitu Kecamatan Wonodadi, Talun, Sanankulon, dan Wonotirto. Dalam satu hari, 16 petugas lapangan menyebar ke berbagai titik desa dengan target total 36 warga untuk dilakukan perekaman data kependudukan.
Baca Juga : Selingkuh dengan Polwan, Ketua Fraksi PPP DPRD Kota Blitar Dinonaktifkan Sementara
Di Kecamatan Wonodadi, tim pertama bergerak menuju Desa Kolomayan dan Desa Kebonagung. Dua petugas, Hamdan Nur Rohim dan Bayu Kusumo Dwi Laksono, sudah bersiap sebelum matahari tinggi. Di rumah-rumah warga lansia dan penyandang disabilitas, mereka menyiapkan perangkat perekaman portabel, berupa kamera, pemindai sidik jari, dan perekam iris mata.
Semua dilakukan di tempat, tanpa harus membawa warga ke kantor kecamatan. Target mereka hari itu adalah sepuluh warga yang selama ini kesulitan menjangkau layanan administrasi kependudukan.
Sementara di Kecamatan Talun, tim kedua yang beranggotakan Kristian Agum Dwi Sayogo dan Edy Suryanto mendatangi Desa Jabung, Kelurahan Kamulan, dan Desa Jeblog. Mereka menemukan beberapa warga yang belum memiliki KTP elektronik karena faktor kesehatan dan keterbatasan mobilitas. Delapan warga berhasil direkam datanya hari itu.
Dari arah barat, tim ketiga menyusuri jalan-jalan sempit di Desa Sanankulon dan Desa Gledug. Muhammad Tantowi Jauhari dan Ferry Herman Setiawan menjadi ujung tombak perekaman di wilayah yang cukup padat penduduk. Dengan peralatan yang sama, mereka melayani delapan warga yang sebelumnya belum memiliki Kartu Tanda Penduduk elektronik.
Di sisi selatan, dua petugas lainnya, Lukman Wiratama dan R. Hengky Andri Waskito, bergerak ke Kelurahan Kalipang dan Desa Tambakrejo di Kecamatan Wonotirto. Tim Si Jaran Ijo mendatangi rumah demi rumah, dan hasilnya sepuluh warga berhasil direkam datanya.
Kepala Dispendukcapil Kabupaten Blitar, Tunggul Adi Wibowo, menegaskan bahwa kegiatan jemput bola seperti ini merupakan wujud nyata kehadiran negara di tengah masyarakat. Menurutnya, Si Jaran Ijo dirancang untuk menjangkau kelompok rentan yang kerap tertinggal dalam sistem administrasi kependudukan.
“Kami tidak ingin ada satu pun warga kehilangan akses terhadap layanan publik hanya karena persoalan administrasi,” ujar Tunggul saat ditemui, Kamis (21/10/2025). Ia menambahkan bahwa upaya ini juga menjadi bentuk kepedulian pemerintah terhadap warga yang kesulitan menjangkau kantor pelayanan. “Dengan Si Jaran Ijo, kami hadir langsung ke rumah-rumah warga, memastikan mereka memiliki e-KTP dan terdata dalam sistem nasional,” imbuhnya.
Tunggul menambahkan, kepemilikan data kependudukan bukan hanya soal identitas, tetapi juga menjadi kunci bagi warga untuk mengakses berbagai layanan sosial dan administrasi pemerintahan. Tanpa NIK dan e-KTP, warga rentan bisa kehilangan hak atas bantuan sosial, layanan kesehatan, hingga hak pilih dalam pemilu.
“Identitas kependudukan adalah kunci. Dari situ warga bisa mendapatkan akses terhadap BPJS, bantuan sosial, dan berbagai hak dasar lainnya,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa program Si Jaran Ijo merupakan program prioritas Dispendukcapil Kabupaten Blitar yang menyasar desa-desa yang telah berkoordinasi dengan petugas registrasi desa (PRD). Jadwal perekaman disusun secara bergiliran agar pelayanan dapat menjangkau seluruh wilayah tanpa membebani warga yang kesulitan datang ke kantor.
Baca Juga : Sosialisasi Program RT Berkelas Sasar Kecamatan Sukun, Camat: Ini Lompatan Besar Menuju Kesejahteraan Warga
Tunggul menilai, Si Jaran Ijo bukan hanya kegiatan teknis semata, melainkan bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk membangun pelayanan publik yang inklusif.
“Kami akan terus memastikan setiap warga, terutama kelompok rentan, mendapatkan hak administrasi kependudukan mereka. Program Si Jaran Ijo adalah wujud komitmen kami untuk hadir lebih dekat, tanpa harus menunggu warga datang,” ungkapnya.
Menjelang sore, seluruh tim melaporkan hasil perekaman telah mencapai target. Di beberapa lokasi, warga tampak antusias menyambut kedatangan petugas yang datang dengan membawa perangkat perekaman. Bagi mereka, kedatangan Si Jaran Ijo berarti satu langkah lebih dekat menuju pengakuan formal sebagai warga negara.
Bagi Dispendukcapil Kabupaten Blitar, misi ini belum berhenti. Program jemput bola akan terus berlanjut hingga seluruh kelompok rentan di wilayah Blitar memiliki identitas kependudukan yang lengkap.
“Negara harus hadir sampai ke pelosok, bahkan ke rumah-rumah.Pelayanan publik sejatinya bukan menunggu didatangi, tapi mendatangi. Itu esensi dari Si Jaran Ijo,” tegas Tunggul.
Dengan semangat itu, para petugas terus melaju di jalan-jalan desa, membawa perangkat perekaman dan secercah harapan bagi mereka yang selama ini belum tersentuh layanan administrasi. Bagi Dispendukcapil Blitar, memastikan setiap warga memiliki identitas bukan sekadar tugas birokrasi, melainkan panggilan untuk menghadirkan negara secara nyata di tengah rakyatnya.
