JATIMTIMES - Pembaruan ferris wheel alias bianglala di Alun-Alun Kota Batu diupayakan memiliki kualitas setara atau lebih baik daripada bianglala lama yang rusak. Namun, rencana itu masih menunggu kepastian dukungan anggaran yang juga bakal melalui tender. Meski begitu anggaran khusus pengadaan fisik permainan ikonik itu mengalami penyusutan dari usulan sebelumnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, anggaran yang disiapkan untuk bianglala baru sebesar Rp7 miliar. Dana yang cukup besar tersebut diambil dari Anggaraan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Batu.
Baca Juga : Profil Yudo Sadewa, Putra Menkeu Purbaya Diduga Singgung Sri Mulyani
Kabid Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu Endang membenarkan adanya penyusutan anggaran. Sebabnya ada beberapa faktor. Salah satunya adanya kebijakan efisiensi dari pemerintah pusat meski tidak terlalu signifikan jika melihat kebutuhan anggaran proyek fisik nantinya.
Endang menerangkan, anggaran Rp 7 miliar semula termasuk anggaran perencanaan Rp517 juta dan anggaran pengawasan yang nominalnya hampir sama dengan perencanaan.
"Sehingga habisnya itu Rp 1 miliar, di luar fisik. Sehingga untuk anggaran fisik saja awal plafon Rp6 miliar. Tapi ada efisiensi dan segala macam penyesuaian," kata Endang, Senin (8/9/2025).
Terbaru, anggaran fisik saja akan disesuaikan menjadi kurang dari Rp6 miliar. Endang menyebut, anggaran yang disiapkan untuk fisiknya berada di rentang Rp5,5 miliar sampai Rp5,7 miliar. Pengadaan bianglala baru sudah masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran Perubahan Prioritas dan Platform Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2026.
"DED (detail engineering design) pada tahun ini dipastikan sudah tuntas dibuat," tambahnya.
Baca Juga : Dikenakan Wajib Lapor, 5 Anak Pelaku Perusakan Dikembalikan ke Keluarga
DLH Kota Batu juga sudah menyiapkan strategi khusus untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan bianglala jika pasti dianggarkan pada tahun 2026. Caranya melalui pelaksanaan tender dini yang bisa dilakukan pada akhir tahun 2025 dan segera disepakati kontrak pada awal tahun 2026 mendatang. Atau dalam hal ini DLH menyebut opsi tender dini.
Dikatakannya, bawa posisi bianglala nantinya tetap. Diharapkan memiliki ukuran sedikit lebih tinggi dan besar. Akan tetapi hasilnya kembali lagi ke perhitungan DED dan kemampuan anggaran. "28 meter, atau paling sekitar 30 meter," sebut Endang.
